1.Jelaskan
pengertian normalisasi data!
2.Sebutkan
dan jelaskan setiap tahapan dalam normalisasi data!
3.Berikan
contoh penerapan normalisasi data!
4.Jelaskan
pengertian denormalisasi data!
5.Sebutkan
dan jelaskan setiap tahapan dalam denormalisasi data!
6.Berikan
contoh penerapan denormalisasi data!
7.Jelaskan
tentang Boyce-Codde
method!
8.Sebutkan
dan jelaskan setiap tahapan dalam Boyce-Codde!
1. Normalisasi data adalah proses yang mendorong desain basis data secara efektif dengan mengelompokkan berbagai artibut data ke dalam berbagai tabel yang sesuai denga kondisi tertentu yang berhubungan dengan praktik terbaik dalam desain file basis data.
Normalisasi merupakan teknik
analisis data yang mengorganisasikan atribut-atribut data dengan cara
mengelompokkan sehingga terbentuk entitas yang non-redundant, stabil, dan
fleksible.
Normalisasi adalah suatu proses formal
untuk menentukaan atribut-atribut yang seharusnya dikelompokkan secara
bersama-sama dalam suatu relasi
2.Tahap tahap normalisasi database
Bentuk Tidak
Normal
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam,
tidak ada keharusan
mengikuti
format tertentu, dapat
saja data tidak
lengkap atau terduplikasi. Data
dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat
menginput.
2.
Bentuk Normal
Pertama (1 NF)
Pada tahap ini dilakukan
penghilangan beberapa grup elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal
yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel, dan setiap atribut harus mempunyai nilai
data yang atomic (bersifat atomic
value). Atom
adalah zat terkecil yang masih memiliki
sifat induknya, bila terpecah lagi maka ia tidak
memiliki sifat induknya.
Syarat normal ke
satu (1-NF) antara lain:
1.
Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi
satu record nilai dari field berupa “atomic value”.
2.
Tidak ada set atribute yang berulang atau bernilai ganda.
3.
Telah ditentukannya primary key untuk tabel / relasi tersebut.
4.
Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
Bentuk Normal
Kedua (2NF)
Bentuk
normal kedua didasari atas konsep full functional dependency (ketergantungan
fungsional sepenuhnya) yang dapat didefinisikan sebagai berikut. Jika A adalah atribut-atribut dari suatu
relasi, B dikatakan full functional dependency
(memiliki ketergantungan fungsional
terhadap A, tetapi tidak secara tepat memiliki
ketergantungan fungsional dari subset
(himpunan bagian) dari A.
FULL FUNCTIONAL
DEPENDENCY (Ketergantungan Fungsional Sepenuhnya)
Suatu ketergantungan fungsional
A à B adalah ketergantungan fungsional
sepenuhnya, jika perpindahan beberapa
atribut dari A menghasilkan tepat satu pasangan
pada
atribut B. Suatu
ketergantungan fungsional A à B
adalah ketergantungan fungsional sebagian, jika ada beberapa atribut yang dapat dihilangkan dari
A sementara
ketergantungan tersebut tetap berlaku
/berfungsi.
Bentuk
normal kedua memungkinkan suatu relasi memiliki composite key, yaitu relasi
dengan primary key yang terdiri dari dua atau lebih atribyut. Suatu relasi yang
memiliki sigle atribut untuk primary keynya secara otomatis pada akhirnya
menjadi 2-NF.
Syarat normal kedua (2-NF) sebagai berikut.
1.
Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.
2.
Atribute bukan kunci
(non-key) haruslah memiliki
ketergantungan fungsionla
sepenuhnya (fully functional dependency) pada kunci utama / primary key.
Dengan
demikian untuk membentuk normal kedua
haruslah sudah ditentukan primary
keynya. Primary key
tersebut haruslah lebih
sederhana, lebih unik,
dapat mewakili atribute lain yang menjadi anggotanya, dan lebih sering
digunakan pada tabel atau relasi tersebut.
Bentuk
Normal Ketiga (3NF)
Walaupun relasi 2-NF
memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi 1-NF, namun relasi tersebut
masih mungkin mengalami
kendala bila terjadi
anomaly
peremajaan (update) terhadap relasi
tersebut.
Transitive
Dependency (ketergantungan transitif)
Suatu kondisi dimana
A, B, dan C adalah atribut-atribut dari
suatu relasi
sedemikian sehingga A à B
dan B à C, maka A à C (C
memiliki ketergantungan transitif terhadap A
melalui B), dan
harus dipastikan bahwa
A tidak memiliki
ketergantungan fungsional (functional
dependent) terhadap B atau C).
ü
Syarat normal ketiga (Third Normal Form / 3 NF)
sebagai berikut.
1.
Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
2.
Atribute bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan
transitif, dengan kata lain suatu atribut bukan kunci (non_key)
tidak boleh memiliki ketergantungan
fungsional (functional dependency)
terhadap atribut bukan
kunci lainnya, seluruh atribut bukan
kunci pada suatu
relasi hanya memiliki
ketergantungan fungsional
terhadap priamry key di relasi itu saja
Bentuk
Normal Keempat (4NF)
Bentuk normal 4NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika
telah memenuhi bentuk BCNF, dan tabel tersebut tidak boleh memiliki lebih dari
sebuah multivalued atribute
Untuk setiap multivalued
dependencies (MVD) juga harus merupakan functional dependencies
Bentuk Normal Kelima
(5NF)
Bentuk normal 5NF terpenuhi jika
tidak dapat memiliki sebuah lossless decomposition menjadi tabel-tabel
yg lebih kecil.
Jika 4 bentuk normal sebelumnya
dibentuk berdasarkan functional dependency, 5NF dibentuk berdasarkan
konsep join dependence. Yakni apabila sebuah tabel telah di-dekomposisi
menjadi tabel-tabel lebih kecil, harus bisa digabungkan lagi (join) untuk
membentuk tabel semula
3.
4.Denormalisasi merupakan proses yang dilakukan pada database yang sudah dinormalisasi, dengan cara memodifikasi struktur tabel dan mengabaikan kerangkapan data (yang terkontrol) untuk meningkatkan kinerja database.
Proses denormalisasi termasuk :
·
Mengkombinasikan tabel-tabel yang terpisah
dengan join
·
Mereplikasi/menduplikat data pada table
perbedaan normalisasi dan denormalisasi adalah terletak pada redundansi
data dan kompleksitas query.
5.Tahapan dalam Denormalisasi Data
a) Atribut yang terderivasi (atribut turunan)
Atribut yang nilainya bisa diperoleh dari
nilai-nilai yang sudah ada pada atribut lain.
b) Atribut yang berlebihan
• Atribut
terkodekan
Atribut yang memiliki kode tambahan yang
menunjukkan beberapa kondisi lainnya
• Atribut Gabungan
Atribut dalam domain
komposit.
• Atribut
Tumpang-Tindih
Atribut dengan nilai yang tidak
sepenuhnya ekslusif.
• Atribut Bermakna Ganda
Atribut yang
memiliki arti berbeda tergantung kelompok entitasnya.
c) Tabel rekapitulasi (summary table)
·
Laporan hasil rekapitulasi akan selalu merupakan
hasil pengolahan dari semua tabel yang ada.
·
Pengolahan tersebut melibatkan banyak tabel
sehingga akan membutuhkan waktu yang lama.
·
Jika hal tersebut sering diakses dan diperlukan,
maka perlu dibuat tabel khusus untuk menyimpan data hasil rekapitulasi
tersebut.
6.Contoh Penerapan Denormalisasi Data.
Boyce-Codde Method adalah bentuk
normal yang digunakan dalam normalisasi database. Ini adalah versi yang sedikit
lebih kuat dari bentuk normal ketiga (3NF). BCNF dikembangkan pada tahun 1974
oleh Raymond F. Boyce dan Edgar F. Codd untuk mengatasi beberapa jenis anomali
tidak ditangani oleh 3NF.
Dalam Date (2004), didefinisikan bahwa
sebuah relvar berada dalam BCNF bila dan hanya bila setiap FD yang tidak
sepele, tidak dapat dikurangi-sebelah kiri memiliki sebuah kunci kandidat
sebagai determinannya. Contoh solusi untuk relvar SSP {S#, SNAME, P#, QTY},
menjadi proyeksi.
Dalam Hariyanto (2004), ketentuan BCNF
tercapai apabila masing-masing atribut utama bergantung fungsional penuh pada
masing-masing kunci di mana kunci tersebut bukan bagiannya. Contoh sebuah
relasi sebelum berada dalam BCNF, Kehadiran {Dosen, Semester, Kuliah, Sesi, Kehadiran}.
Diperoleh keterangan bahwa keterangan di atas dapat dideskripsikan bahwa Kuliah
memiliki ketergantungan fungsional pada Dosen dan Semester; Dosen memiliki
ketergantungan fungsional pada Kuliah dan Semester; Kehadiran memiliki
ketergantungan fungsional pada Dosen, Semester dan Sesi; dan Kehadiran memiliki
ketergantungan fungsional pada Kuliah, Semester dan Sesi. Dengan demikian,
diperoleh hasil dekomposisi.
Dalam Philip (2007), dinyatakan bahwa
sebuah relasi berada dalam BCNF jika, dan hanya jika, setiap kunci kandidat
adalah sebuah determinan. Contoh: ORDER (OrderNo, OrderDate, CustNo, PmtMethod,
ItemNo, ItemName, UnitPrice, OrderQty).
7.Boyce-Codde Method adalah bentuk normal yang digunakan
dalam normalisasi database. Ini adalah versi yang sedikit lebih kuat dari
bentuk normal ketiga (3NF). BCNF dikembangkan pada tahun 1974 oleh Raymond F.
Boyce dan Edgar F. Codd untuk mengatasi beberapa jenis anomali tidak ditangani
oleh 3NF.
8.Tahapan dalam Boyce-Codde.
1.Bentuk BCNF terpenuhi dalam sebuah tabel,
jika untuk setiap functional dependency terhadap setiap atribut atau gabungan
atribut dalam bentuk: X Y maka X adalah super key.
2.Tabel tersebut harus di-dekomposisi
berdasarkan functional dependency yang ada, sehingga X menjadi super key dari
tabel-tabel hasil dekomposisi.
3.Setiap tabel dalam BCNF merupakan 3NF. Akan
tetapi setiap 3NF belum tentu termasuk BCNF . Perbedaannya, untuk functional
dependency X A, BCNF tidak membolehkan A sebagai bagian dari primary key
No comments:
Post a Comment